- Pengertian Metode Audio-lingual
Secara etimologi metode berasal dari bahasa Greeka, yaitu “Metha” artinya melalui atau melewati dan “Hodos” artinya jalan atau cara. Dalam kajian keislaman metode berarti juga “Thariqah”, yang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Dengan demikian metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran.[1]
Metode Audio-lingual adalah suatu metode yang didalamnya banyak melakukan praktek-praktek dan latihan-latihan dalam berbahasa baik dalam bentuk dialog, khutbah, maupun yang lainnya dengan harapan para peserta didik dapat berbicara seperti pemilik bahasa itu sendiri. Metode audio-lingual pada dasarnya merupakan pengembangan dari metode yang telah ada sebelumnya, yaitu metode langsung (Direct Method) yang dirasa memiliki kelemahan terutama dalam menjelaskan hal-hal yang sulit dipahami siswa. Untuk itu metode ini disamping menekankan pengajaran bahasa melalui mendengar dan menirukan, juga dimungkinkan penggunaan bahasa ibu untuk penjelasannya.[2] Selain itu, tujuan Audio-Lingual juga tidak berbeda dengan Direct Method yaitu untuk menciptakan kompetensi komunikatif dalam diri siswa.
Metode Audio-lingual ini merupakan sebuah metode yang pelaksanaannya terfokus pada kegiatan latihan, drill, menghafal kosa kata, dialog maupun teks bacaan. Adapun dalam praktiknya siswa diajak belajar tanpa harus mendatangkan native language.[3]
Sebagaimana diketahui, pengucapan (pronunciation), susunan serta aspekaspek lain antara bahasa asing dan bahasa ibu sangatlah berbeda. Oleh karenanya, dalam pembelajaran bahasa asing para siswa diharuskan mengucapkan dan atau membaca berulang-ulang kata demi kata yang diberikan oleh guru agar sebisa mungkin tidak terpengaruh dengan bahasa ibu.
Pengulangan-pengulangan yang dilakukan lama-kelamaan akan menjadi sebuah kebiasaan (habit). Begitu juga dalam hal melafalkan kata-kata bahasa asing. Jika hal tersebut sudah menjadi kebiasaan, siswa akan secara otomatis dan refleks dapat melakukannya.[4] Baca selengkapnya →